KARAKTER adalah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar
yang ada pada diri seseorang sehingga membedakan seseorang daripada yang lain. Karakter ibarat pisau bermata dua. Karakter memiliki kemungkinan akan membuahkan dua sifat yang berbeda atau saling bertolak belakang. Contoh, anak yang memiliki keyakinan tinggi. Hal ini akan menumbuhkan sifat berani sebagai buah keyakinan yang dimilikinya atau justru sebaliknya memunculkan sifat sembrono, kurang perhitungan karena terlalu yakin akan kemampuannya.
Membangun karakter ibarat mengukir. Demikian
juga dengan karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan,
sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan
sulit dihilangkan.
Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia
dini agar anak terbiasa berperilaku positif. Kegagalan penanaman kepribadian
yang baik bagi anak usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya
kelak.
Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda. Ada orang yang
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, ada juga yang berperilaku negatif atau
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya setempat (tidak/belum
berkarakter atau “berkarakter” tercela).
Dengan demikian, dalam pendidikan karakter, setiap anak memiliki
potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika ibu-ayah membentuk
karakter positif sejak anak usia dini, maka yang berkembang adalah perilaku
positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Karakter akan
terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia
(triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal),
dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan
YME (spiritual).
Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman
yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk
hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman
negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif
akan memperlakukan dunianya dengan positif. Biasakan anak bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan
sangat menentukan pembentukan karakter anak. Lingkungan baik dan sehat akan
menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak
bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa.
A. PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DIPENGARUHI FAKTOR BAWAAN DAN
LINGKUNGAN
Ada dua faktor yang memengaruhi pembantukan karakter, yaitu bawaan
dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya,
seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima,
bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orangtua-anak. Lingkungan yang
positif akan membentuk karakter yang positif pula pada anak.
Masalahnya, kemampuan dasar yang terdapat di dalam diri anak itu
tidak bisa berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan dengan
sungguh-sungguh melalui pengasuhan dan bimbingan yang positif dari ibu-ayah. Jika
setiap anak dan keluarga memiliki karakter positif, maka akan tercipta
masyarakat dengan moral yang baik, sehingga akan tercipta pula bangsa yang dapat
hidup rukun sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
B. ORANGTUA YANG BERKARAKTER MENUMBUHKAN ANAK YANG BERKARAKTER
Begitu juga dengan orangtua yang ingin menumbuhkan karakter
positif dalam diri anak. Jika ibu-ayah ingin anaknya memiliki karakter positif,
maka ibu-ayah harus memiliki karakter positif pula. Jadi, tidak hanya sekadar
memberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan anak.
Sikap peduli tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan
perhatian kepada anak, mendengarkan keluh-kesah anak, membantu orang lain yang
sedang mengalami masalah, dan sebagainya. Ketika ibu-ayah peduli dengan anak,
anak akan merasa nyaman.
Agar anak memiliki karakter positif, ibu-ayah
dituntut memiliki perilaku positif pula sehinga dapat menjadi teladan bagi
anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat
cepat dan akan menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa
dewasa. Peran ibu-ayah menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter anak
untuk siap menghadapi dunia di masa yang akan datang. Pada awalnya anak akan
meniru perilaku ibu-ayah, karena ibu-ayah adalah orang pertama yang dekat dan
dikagumi oleh anak. Setelah itu, lingkungan rumah juga berpengaruh dalam
pembentukan karakter anak. Hal ini dapat terlihat dari cara berpakaian,
bersikap, dan berperilaku sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh
berbeda dengan orang-orang yang ada dalam lingkungan rumahnya. Mengingat
pentingnya penanaman karakter di usia dini dan mengingat usia tersebut
merupakan masa persiapan untuk sekolah, maka pembentukan karakter positif bagi anak usia dini dalam keluarga menjadi sangat penting.